Senin, 03 Desember 2018

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ADMINISRASI NEGARA


A.    Sejarah Administrasi
Kata “sejarah” mempunyai arti yang sama dengan kata history (inggris), Geshiete (Jerman) dan Geschiendenis (Belanda) yang artinya adalah cerita tentang peristiwa dan kejadian pada masa lampau. Peristiwa dan kejadian itu benar-benar terjadi pada masa lampau. Kata sejarah masuk perbendaharaan bahasa indonesia sejak terjadinya akulturasi kebudayaan indonesia dan kebudayaan islam pada abad XIII. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah ialah cerita tentang asal-usul, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau yang telah diberi tafsir ilmu pengetahuan sehingga membentuk suatu pengertian yang utuh.
Dengan demikian sejarah administrasi ialah cerita tentang asal-usul administrasi yang memuat kejadian dan peristiwa administrasi yang benar-benar terjadi pada masa lampau dan kebenarannya serta penyusunannya menggunakan persyaratan ilmiah.
            Memelajari sejarah administrasi berarti mempelajari pengalaman dan tindakan-tindakan administrasi di masa lampau yang menjadi latar belakang dari perbuatan-perbuatan administrasi dan mempunyai pengaruh dalam perkembangan administrasi dari waktu ke waktu.
B.     Sejarah Perkembangan Administrasi Sebagai Seni
Administrasi sebagai seni sama tuanya dengan peradaban manusia. Ini berarti bahwa kegiatan adminisitrasi sudah ada sejak adanya kerja sama manusia. Seperti dikatan Helbert A.Simon (1959) dalam “public administration”, bahwa “apabila ada dua orang yang bekerjasama menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan oleh hanya seorang diantara mereka, maka pada saat itu sudah ada aktivitas administrasi. Karena itu, dari sejarah perkembangan peradaban manusia dilacak jejak-jejak sejarah administrasi.
            Alfred Lepawsky (1960) dalam “Adminiatration” membagi fase perkembangan administrasi sebagai seni menjadi tiga fase yaitu:1) fase prasejarah yang berakhir pada tahun 1 masehi; 2)fase sejarah yang berakhir pada tahun 1886 masehi dan 3) fase modern yaitu sejak tahun 1886 masehi sampai sekarang.
1.      Fase Prasejarah (21.000 SM-1Masehi)
Pada fase ini,manusia hidup dalam kebudayaan yang belum mengenal tulisan. Karena itu, pelacakan peristiwa masa lampau yang benar-benar terjadi dilakukan melalui bukti-bukti tidak tertulis tetapi melalui peninggalan-peninggalan masa lalu.
Sejarah mencatat bahwa pada masa prasejarah, sudah ada bukti-bukti bahwa masyarakat pada masa itu (masyarakat purba) telah menjalankan prinsip-prinsip administrasi, walaupun dengan sangat sederhana. Hal ini karena memegang masalah yang dihadapi pada masa itu tidak sekompleks sekarang.
Untuk melihat bagaimana prinsip-prinsip administrasi telah digunakan pada masa itu, yang membuktikan bahwa administrasi memang telah ada, pada fase ini dapat dilacak mulai dari; 1)peradaban mesopotamia ;2)peradaban babilonia 3)mesir kuno 4)tiongkok kuno 5)romawi kuno dan 6)yunani kuno.
a.      Administrasi Pada Zaman Peradaban Mesopotamia.

Bukti-bukti sejarah paling kuno tentang penerapan sebagian prinsip-prinsip administrasi didapatkan dari peninggalan peradaban kota mesopotamia kuno yang terletak di irak selatan sekitar 21 ribu tahun sebelum masehi (SM). Ini artinya, sekitar 2000 tahun sebelum aristoteles (384-322 SM).
            Diketahui bahwa pada masa ini, bangsa akkadia yang hidup di mesopotamia telah menerapkan prinsip-prinsip administrasi seperti yang diketahui dan diterapkan oleh manusia sekarang, terutama dalam bidang pemerintahan,perdagangan,komunikasi, pengangkutan-terutama pengangkutan sungai, juga alat tukar menukar yang sah yang dapat mempermudah dan memperlancar admnistrasi perdagangan atau bisnis.
b.      Administrasi pada zaman peradaban babilonia.
Bangsa babilonia atau bangsa amorit yang hidup sekitar tahun 2000 tahun SM setelah menguasai mesopotamia telah berhasil membina suatu sistem administrasi terutama bidang teknologi pada zamannya. Kerajaan yang terletak di tepi sungai eufrat ini membuktikan telah mampu membuat taman tergantung yang konon sampai sekarang belum ada yang bisa menandinginya.
            Kerajaan yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hammurabi (1955-1912 SM) ini telah berhasil membuat sebuah aturan di bidang kriminal, hak milik, perdagangan hubungan keluarga dan perkawinan, dana kesehatan, dan akuntabilitas publik. Aturan-aturan tersebu dikenal dengan nama “the code of hammurabi” (kode hammurabi) dalam hammurabi yang konon mirip dengan musa, dikembangkan managerial guidelines were set forth, pentingnya effective leader style. Dalam mendirikan menara babel setinggi 650 kaki, tampak adanya magnificent structures were erected production and inventory control was employed.
Hanya saja, untuk membuktikan sistem administrasi yang dikembangkan pada masa itu juga tidak tuntas karena terbatasnya penemuan peninggalan sejarah pada zaman itu dan juga keterbatasan dalam membaca dan menginterprestasikan tulisan kuno yang ada.

c.       Administrasi pada zaman mesir kuno.
Bangsa mesir kuno yang hidup disekitar sungai nil pada tahun sekitar 2000-2788 SM menunjuk telah banyak perkembangan adminsitrasi yang dapat diketahui. Hal ini disebabkan karena pada masa itu, peninggalan sejarah sudah banyak ahli yang sudah mampu membaca tulisan mesir kuno, sehingga banyak yang banyak dapat diinterprestasikan.
Kerajaan yang beribukota di memphis (dekat kairo sekarang) ini diperintah oleh seorang raja (Pharaoh) yang terkenal, yaitu Fir`aun dan memerintah dengan kekuasaan yang mutlak. Pada masanya telah di atur sistem pemerintah,militer,perpajakan,perhubungan dan pertanian, termasuk irigasi. Bidang hukum sudah mendapat perhatian besar. Pada zaman mesir kuno ini juga dibangun piramida besar sebagai tempat makam raja-raja.
Demikian juga adanya perpustakaan besar yang mengoleksi buku-buku dari berbagai cabang ilmu. Hanya saja, pada zaman mesir kuno, terutama pada masa pemerintahan Fir`aun dan keluarganya, bukan untuk kepentingan rakyat. Hal ini disebabkan karena Fir`aun memang dianggap sebagai dewa sehingga apapun keputusannya harus berlaku mutlak.
a.      Administrasi pada zaman tiongkok kuno
Berbagai penyelidikan yang dilakukan mengenai perkembangan administrasi pada zaman tiongkok kuno memberikan pengetahuan yang luas pada kita mengenai sistem administrasi pada masa itu. Negeri tiongkok kuno yang terletak disekitar lembah sungai kuning ini keberadaannya sekitar tahun 1750-1122 SM.
Sejarah menunjukan bahwa pada masa itu, pemerintah sudah berjalan baik dengan adanya kesatuan pemerintah, pengaturan, kepemimpinan, kepegawaian dan pendelegasian wewenang. Disebutkan bahwa masyarakat dan pemerintah tiongkok (cina kuno telah menciptakan sistem administrasi kepegawaian yang menjadi dasar penting dalam prinsip-prinsip administrasi kepegawaian modern yang dikenal dengan “merit system”.
Paling tidak, ada tiga tokoh penting yang ajaran-ajarannya sampai sekarang memberi sumbangan yang sangat bernilai dalam pengembangan administrasi saat ini. Pertama, confucius. Dia dikenal tidak hanya sebagai ahli filsafat yang ulung, rohaniawan agung, tapi juga sebagai negarawan dan adminstrator besar. Sebagai perdana menteri pada zamannya, ia telah menyusun “ketentuan-ketentuan administrasi negara” (Ruh of Public Administration) yang merupakan kode etik bagi pejabat pemerintah atau administrator pada masa itu. Tidak hanya itu, ajaran conficius (Kong Fut Se) yang mengajarkan agar setiap orang berakhlak yang baik juga dijadikan sebagai falsafah hidup bagi masyarakat cina. Kedua, Chow. Sebagai perdana menteri, chow telah memberikan sumbangan berarti bagi administrasi dengan menciptakan “undang-undang dasar chow” yang mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai negeri yaitu: 1) kejujuran, 2)kecakapan, 3)pengabdian kepada kepentingan umum, 4)pengetahuan yang mendalam tentang kondisi negara, 5)kemampuan untuk selalu sibuk dan 6)produktif. Ketiga, Mo Ti. Sumbangan penting dari perdana menteri ini adalah dalam memperkenalkan pendekatan sistem dalam administrasi bisnis. Dia dikenal sebagai perdana menteri yang pertama kali memperkenalkan pandangan politik sosialisme didunia. Dia juga dikenal memberikan sumbangan berharga dalam perbaikan admistrasi pertanian atau administrasi yang berorientasi pada rakyat.
b.      Administrasi pada zaman romawi kuno
            Romawi kuno adalah sebuah negeri yang terletak disemenanjung apenia (italia) dan pulau silicia serta pulau sardinia dengan wilayah sangat luas. Pada zaman ini, telah diperoleh sumber-sumber ilmiah penting yang dapat dipelajarin dalam bidang administrasi, sebut saja, karya filsuf terkenal cicero (106-43) SM yang juga negarawan yang telah menerbitkan dua buku yang terkenal yaitu, 1) De Officii (The office); dan 2)  De Legibus (The Law).
            Dalam kedua bukunya tersebut, ia menjelaskan bahwa pemerintah romawi kuno untuk pertama kalinya berhasil memerintah daerah yang sangat luas dan meliputi seluruh bagian dunia yang telah mereka ketahui pada waktu itu melalui apa yang sekarang dikenal dengan sebutan “ system approach”. Tugas-tugas dibagi dalam departemen-departemen yang disebut “ Magistrates” dan dipimpin oleh seorang magistrator.
            Disamping  itu, romawi kuno juga dikenal berhasil dalam mengembangkan administrasi militer, administrasi pajak dan administrasi perhubungan. Hal ini tentu saja sesuai dengan kebutuhan romawi kuno pada masa itu yang memiliki wilayah yang luas yang mengharuskan memiliki militer yang tangguh untuk mempertahankan wilayahnya dan pemasukan dari pajak yang besar untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah.
c.       Administrasi pada zaman yunani kuno
            Sumbangan terbesar dari yunani kuno bagi berjalannya proses administrasi adalah dalam pengembangan konsep demokrasi. Walaupun konsep demokrasi pada masa itu berbeda dengan konsep demokrasi yang berlaku saat ini.
            Yunani kuno telah berhasil menciptakan parlemen pertama didunia yang pada waktu itu disebut “dewan orang-orang tua yang bijaksana”. Demikian juga urusan-urusan dibidang pertanahan dan keamanan militer diatur tersendiri oleh suatu dewan yang disebut “dewan militer”.
1.      Fase sejarah ( 1-1886 Masehi)
            Dalam abad-abad pertama masehi, dunia dilanda kegelapan yang berlangsung sampai abad ke-15, sehingga disebut sebagai “zaman kegelapan” implikasinya, dalam abad kegelapan ini tidak banyak hal yang dapat diungkapkan mengenai perkembangan administrasi. Baru setelah abad kegelapan terlewati perkembangan administrasi mulai dapat dilatih kembali. Berikut ini adalah bagaimana perkembangan administrasi setelah abad/zaman kegelepan sampai gerakan manajemen ilmiah (1886):
            Pertama, Gereja Katholik Roma.
            Kedua, Munculnya Kelompok Ahli Di Eropa
            Ketiga, Terjadinya Revolusi Industri I
2.      Fase modern (1886 M-...)
            Lahirnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Friedrick Winslow Taylor pada tahun 1886 di amerika serikat disebutkan sebagai meningkatnya status administrasi dari awal yang hanya sebagai seni menjadi administrasi sebagai ilmu (science). Adanya “scientific management movement” ini juga menandai bergesernya administrasi dari fase sejarah ke fase modern yang berlangsung sampai sekarang. Berikut adalah beberapa tokoh yang dapat disebutkan dalam era-era awal fase modern dalam.
            Pertama, Friedrick Winslow Taylor (Amerika Serikat)
            Kedua, Henry Fayol (Prancis)
A.    Perkembangan Administrasi Sebagai Ilmu
            Definisi ilmu pengetahuan yang umum, yaitu: suatu objek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus yang melalui percobaan-percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, prinsip-prinsip dalil-dalil dan rumus yang mana yang dapat diajarkan dan pelajari. Administrasi melalui perjuangan yang gigih dan panjang dari para pecintanya telah berkembang menjadi ilmu yang dimulai sejak tahun 1886.
            Dalam garis besar pengklasifikasian ilmu pengetahuan, ilmu administrasi merupakan cabang dari ilmu sosial yang dimasukkan dalam sekelompok ilmu sosial terapan “appililed social science”. Hal in sebabkan karena ilmu administrasi baru bermanfaat bila prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya diterapkan untuk kepentingan peningkatan peri kehidupan manusia.
            Pertahapan perkembangan ilmu administrasi sejak lahirnya tahun 1886 samapai sekarang telah melalui empat tahap penting yaitu: 1) tahap suvival (1886-1930) ; 2) tahap konsolidasi dan penyempurnaan (1930-1945) ; 3) tahap “human relationship” (1945-1959) ; dan 4) tahap “behavioralisme” (1959 sampai sekarang).
B.     Evolusi Teori Administrasi
            Teori administrasi sejak awal kemunculannya sudah mengalami tiga tahapan evolusi, yaitu: 1) tahap scientific management ; 2) tahap organization and system ; dan administrative process.
            Pertama, era scientific management (1811-1930). Pada awal-awal era ini, yaitu dipenghujung abad ke-19, perekonomian belum begitu berkembangan, dan permasalahan juga belum kompleks. Dengan demikian, kebutuhan akan teori administrasi belum begitu meluas, karena organisasi pada saat itu masih relatif kecil dan fungsi-fungsi administrasi dapat dirangkum oleh seorang saja. Konsep darwimnisme sosial dan protestan dijadikan dasar oleh para manajer dalam mengarahkan segala alat dan perlengkapan/perusahaan dalam memajukan usahanya.
            Kedua, era organization and system (1930-1940). Dalam era ini, organisasi mulai dibangun yang diikuti dengan sistem operasi dan penciptaan prosedur kontrol. Pada era ini, mulai dibedakan antara administrasi dan manajem. Era ini disebut-sebut sebagai masa keemasan para administrator pofesional, karena merka tidak dianggap sebagai “wali” dari para pelanggan.
            Ketiga, era administrative process (1940-....). pada era ini, administrasi dipandang sebagai suatu proses bukan hanya rangkaian prosedur dan teknik. Dalam administrative process, sejumlah komponen dalam proses administrasi dilihat saling berhubungan, saling tergantung dan biasanya (walaupun tidak mesti) dilaksanakan secara bersama berkelanjutan untuk mencapai tujuan organisasi. Komponen-komponen (subproses) dalam proses administrasi seperti dikemukakan sharma (1971) adalah: a) planning, b) organizing, c) staffing, d) directing, e) controlling, f) decision making, g) coordinating, h) authority, dan i) communication.
C.    Perkembangan Administrasi Sebagai Ilmu Di Eropa Dan Amerika
            Adalah henry fayol, insinyur berkebangsaan prancis kelahiran istambul tahun 1811 dan besar di perancis, yang pertama kali meneliti dan memperkenalkan teori-teori administrasi di eropa. Menurut fayol, bahwa perkembangan ilmu administrasi merupakan satu-satunya jalan bagi perancis bagi pengisian kekurangan tenaga-tenaga pimpinan kala itu. Di amerika serikat ternyata administrasi berkembangan dengan cepat. Hal ini terutama dengan gerakan manajemen ilmiah (scientific management movement) dengan di pelopori oleh henry taylor di amerika serikat pada tahun 1886 yang kemudian menerbitkan buku yang berjudul: “The principle of scientific management” pada tahun 1911. Demikian juga artikel woodrow wilson yang terbit tahun 1887 berjudul “ A Study of admintration”. Guru besar ilmu politik dari universitas princenton yang kemudian menjadi presiden amerika serikat ini membedakan administrasi dan politik yang dikenal dengan ‘dikotomi politik-administrasi”.
            Dalam perkembangannya, amerika serikat merupakan tempat lahirnya adminstrasi/negara sesuai dengan tantangan pemerintahan di negeri paman sam saat ini. Dari eropa dan amerika serikat ini, ilmu administrasi menyebar keseluruh dunia.
D.    Perkembangan Ilmu Administrasi Sebagai Ilmu Di Indonesia
            Indonesia administrasi sebagai ilmu mulai mendapat perhatian sejak tahun 1954, yaitu ketika pemerintah indonesia mendatangkan tim ahli administrasi dari amerika serikat yang di pimpin oleh Edward H.Litcifield dan dibantu oleh Alan C.Rankin untuk mengadakan penelitian tentang administrasi kepegawaian. Ini artinya, administrasi sebagai ilmu dikenal di indonesia setelah sekitar 11 tahun indonesia merdeka atau 87 tahun setelah diterbitkannya buku Woodrow Wilson yang terbit tahun 1887 berjudul A Study Of Administation.  Dapat juga dikatakan bahwa ilmu administrasi di indonesia sangat kental dengan konsep administrasi model belanda.
            Dalam perkembangan berikutnya, berdasarkan peraturan pemerintah nomor 30/1957 tanggal 6 agustus 1957 (lembaran negara no.74/1957), pemerintah indonesia mendirikan sebagai lembaga yang disebut dengan lembaga administrasi negara (LAN) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Prajudi atmosudirdjo, S.H. lembaga ini bertujuan untuk mengembangkan dan memajukan ilmu administrasi negara di indonesia. Lembaga tersebut masih eksis sampai sekarang.
            Perhatian terhadap ilmu administrasi sejak saat itu terus berkembang. Hal ini ditandai dengan dibukanya jurusan administrasi negara pada fakultas sosial politik universitas gadjah mada tahun 1957. Inilah untuk pertama kali ilmu administrasi diajarkan di indonesia. Selanjutnya pada tahun 1960 dibentuk pula public administration center (PAC) yang pada tahun 1961 berubah nama menjadi balai pembinaan administrasi. Pada tahun 1960 juga dibentuk perhimpunan sarjana ilmu administrasi negara (PERSIAN) yang dipelopori oleh Arifin Abdurachman, selamet wijadi dan soekarno. Jumlah anggotanya saat itu sekitar 350 orang. Pada tahun 1976, organisasi tempat berhimpun para sarjana administrasi ini berubah nama menjadi perhimpunan sarjana administrasi indonesia (PERSADI) yang diketuai oleh Prof.Dr. H. Arifin Abdurachman. Beberapa kelembagaan pendidikan dibidang administrasi yang muncul saat itu antara lain: (PTTK), (PT-DIAN), di jakarta dan (APDN) di malang. 
daftar pustaka
Sjamsuddin,syamsiar indradi. 2016.dasar-dasar dan teori Administrasi Publik hal 34-55.malang:Intrans publishing.
Makmur. Filsafat Administrasi


x

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ADMINISRASI NEGARA

A.     Sejarah Administrasi Kata “sejarah” mempunyai arti yang sama dengan kata history (inggris), Geshiete (Jerman) dan Geschiendenis ...